Minggu, 20 Oktober 2013

Ejaan, Penulisan Huruf & Tanda Baca dalam B. Indonesia

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik yaitu bisa diterima oleh komunikan & penggunaan bahasa yang benar yaitu sesuai dengan kaidah bahasa.
Sejarah ejaan Bahasa Indonesia :
  • Ejaan van Ophuijsen (1901-1947) diambil dari masa penjajahan Belanda
  • Ejaan Soewandi (1947-1972) karena Soewandi menteri pada masa pemerintahan waktu itu.
Pemakaian Huruf :
 
1. Huruf Kapital :
 
  • Awal kalimat
  • Berkenaan dengan agama, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya
  • Huruf pertama petikan langsung. Contoh : Mahasiswa bertanya, “Mengapa harus berubah?”
  • Gelar Kehormatan, Keagamaan, Keturunan diikuti nama orang. Contoh : Sultan Hamengkubuwono
  • Nama jabatan atau pangkat diikuti nama orang
  • Huruf pertama unsur nama orang
  • Nama bangsa, suku, dan nama bahasa
  • Nama tahun, bulan, perisstiwa sejarah, hari raya
  • Menyatakan nama dalam geografi. Contoh : Danau Toba.
  • Kata yang menyatakan nama lembaga, pemerintahan, ketatanegaraan dan dokumen resmi
  • Huruf pertama nama bukum majalah, buku karangan, kecuali partikel (ke, di, dari, yang)
  • Huruf pertama istilah kekerabatan, sebagai kata ganti sapaan. Contoh : Ayah mau kemana? (Dia adalah ayah saya)
  • Kata yang menyatakan nama gelar, pangkat & istilah sapaan. Contoh : Ir. Dr.
  • Nama kota yang mengikuti produk
  • Nama produk karya seni. Contoh : ukiran Jepara.
  • Nama julukan. Contoh : Si Cantik.
2. Penulisan tanda baca
 
  • Tanda titik
    • Untuk nama gelar dan nama orang. Contoh : Rizki, S. H.
    • Penulisan singkatan dua kata. Contoh : a.n. (atas nama)
    • Angka yang menyatakan jumlah. Contoh : 5.000 anak.
    • Penulisan judul, singkatan satuan, daftar angka, penulisan bab tidak menggunakan titik.
  • Tanda koma
    • Digunakan dalam unsur – unsur atau bilangan. Contoh : Siswa butuh pensil, buku, dan tas.
    • Digunakan untuk kalimat majemuk.
    • Tidak digunakan pada kalimat yang diawali dengan induk kalimat. Contoh : Ia tidak masuk kuliah karena menyelesaikan mata kuliah lain.
    • Untuk menghubungkan kata transisi. Contoh : oleh karena itu, bahkan, lagipula, jadi, misalnya.
    • Wah, aduh, oh menggunakan tanda seru (!), kalau hanya satu kata.
    • Digunakan untuk menulis alamat yang menyamping.
    • Digunakan untuk mengapit keterangan tambahan. Contoh : Gubernur DKI Jakarta, Jokowi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar