Sabtu, 05 Oktober 2013

Banten Byakala

sidi byakaon
Add caption
alasnya menggunakan sidi,





diatas sidi secara berturut-turut diletakkan:
kulit sesayut  yang dibuat dari daun kelapa yang warnanya hijau (slepan), diatas kulit sesayut ditempelkan aled peras yang dibuat dari daun pandan berduri atau pandan wong, diatas aled peras diletakkan nasi metimpuh, nasi metajuh yang kemudian
dilengkapi dengan penek hamong yang disisipi oleh bawang merah, jahe dan terasi mentah. Sebagai pelengkap diletakkan sebuah sampyan nagasari yang dibuat dari 8 potong daun andong merah menunjuk ke arah delapan penjuru mata angin, dilengkapi dengan plawa, porosan, bunga, kembang rampe, boreh miik dan lengis miik.
Disekitarnya diisi isuh-isuh, amel-amel, sasak mentah, pesucian, sorohan alit, sesayut, penyeneng, lis byakala, kekeb yang didalamnya diisi tapak dara dari kapur, tetimpung.
Cara Menatanya:
Pertama ambil sidi sebagai alasnya kemudian diletakkan kulit sesayut, aled peras pandan berduri, nasi metimpuh, nasi metajuh, penek pamong, sampian nagasari dari andong merah. Kemudian disekitarnya diisi isuh-isuh, amel-amel, sasak mentah, pesucian, sorohan alit (peras, tulung, sesayut) yang diikat menjadi satu, penyeneng dari daun andong merah dan lis byakala. Sedangkan tetimpung dan kekeb diletakkan diluar sidi secara tersendiri. Demikian juga tirta, toya hening, air aron, ditempatkan tersendiri pula, untuk memudahkan jalannya upacara.
Tempat pelaksanaan upacara:
pelaksanaan upacara mebyakala dilaksanakan di halaman rumah atau di sanggah/merajan, menghadap ke pintu rumah/sanggah, bisa juga menghadap ke selatan. Orang yang diupacarai berdiri membelakangi pintu rumah atau menghadap ke utara.
Penjelasan:
Nasi Metajuh adalah nasi yang dicanpur garam dan dibungkus dengan daun berbentuk segi tiga.
Nasi Metimpuh adalah nasi yang dicampur garam dan dibungkus dengan daun berbentuk segi empat.
Penek Pamong adalah sebuah penek nasi yang disisipi dengan bawang, jahe dan terasi mentah.
Isuh-isuh alasnya menggunakan sebuah ceper, didalamnya diletakkan:
sebutir telur ayam mentah,
seikat sapu lidi,
sebuah sebet dibuat dari sepotong lidi/bambu kecil yang dibelah pada bagian ujungnya kemudian dimasukkan serabut kelapa lalu diikat sehingga tampak seperti sikat,
base tulak,
sebuah celemik yang didalamnya berisi ramuan dari daun-daun lalang, dadap, daun kayu tulak, daun kayu sisih yang ditumbuk menjadi satu.
Amel-amel alasnya memakai sebuah ituk-ituk, yang didalamnya berisi 3 lembar daun dadap, 3 cabang ujung dadap, padang lepas, seet mingmang yang dibuat dari 3 lembar ujung daun lalang yang diikat pada ujungnya, kemudian semuanya disatukan dan diikat dengan benang tridatu (hitam, putih, merah).
Sasak Mentah alasnya adalah sebuah limas atau dapat juga memakai tempurung kelapa, yang diatasnya berisi tiga pulung nasi yang disirami dengan darah mentah, bumbu rajang dan terasi mentah.
Tetimpung dibuat dari 3 potong bambu yang masuh utuh kedua ruasnya, bila dibakar akan mengeluarkan letusan. Tetimpung diletakkan diatas susunan batu yang membentuk tungku api, dilengkapi dengan serabut kelapa, minyak tanah dan api. Suara-suara letusan diupayakan berbunyi 3 kali.

banten byakala






tetimpung








Pustaka: byakala, tebasan, durmanggala. Dra. Ni Made Sri Arwati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar