Selasa, 28 Januari 2014

Darma Wacana_KEBAHAGIAAN



Ketut Wirama
121 221 03

“Om Swastyastu,
Namo Sivaya Budhaya”
1. Jro Mangku sane suciang titian
2. Bapak Ibu Dosen yang saya hormati
3. Mahasiswa maupun umat sedharma yang berbhagia
Rasa angayu bagia marilah kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waca, karena asung kerta wara nugraha-Nyalah kita dapat berkumpul melaksanalan persembahyangan bersama di Pura saraswati stahn pada malam perenungan suci atau yang biasa kita kenal malam siwaratri ini, dengan penuh rasa damai, tenang, suci oleh getaran spiritual. Teman-teman yang berbhagia, pada kesempatan ini saya akan membawakan Dharma Wacana yang berjudul Kebahagiaan.
Teman-teman maupun para dosen yang berbahagia rasa haus akan sebuah kebagiaan begitu besar saya rasakan  karena dalam masa pendewasaan diri ini masalah hidup yang begitu sulit saya rasakan  maka dari itu, Saya sempat berpikir:
1. kebahagiaan itu apa?
2. bagaimana cara mencari kebahagiaan?
Berawal dari permasalahan itu Pencarian saya pun berlanjut, beberapa literatur bukupun saya baca untuk memenuhi keingin tahuan saya akan kebahagian itu sendri. Jawaban pertama yang saya tangkap adalah kebahagian itu kita tidak sendiri, kebahagiaan itu kata lain dari berbagi atau kebahagiaan ketika kita memiliki pasangan…(tentu teman-teman dan para dosen yang hadir disini sudah memiliki pasangan bukan, baik itu pacar untuk teman-teman mahasiswa dan seorang istri/suami yang gagah dan cantik untuk bapak dan ibu dosen kita).
Asal teman-teman ketahui saja Berbagi itu merupakan bagian dari kebahagiaan, egois juga bagian dari kebahagiaan. Pasangan hidup itu melengkapi tapi bukan berarti bagi yang belum ada pasangan hidupnya tidak bahagia… (buat yang jomlo lagi mencari kekasih terutamanya).
Sesungguhnya kebahagiaan itu kita perlu orang lain untuk bahagia, tetapi pasangan atau orang lain juga membuat kita sedih. Contohnya seperti putus cinta, dll. Tapi kita tidak akan tau arti bahagia jika kita tidak pernah bersedih. Oraang lain kadang bersikap egois tapi itu juga bisa menunjukan kepada kita ada saatnya kita harus berbagi dengan orang lain disekitar kita.
Selanjutnya bagaimana cara kita mencari kebahagiaan,
teman-teman yang saya banggakan kebahagiaan itu sangat mudah sebenarnya. Seperti, ada yang mengatakan kebahagiaan itu ketika saya memiliki cewek cantik dan yang seksi, uang banyak, mobil mewah, pangkat yang tinggi dll. Sebagian lagi ada yang bahagia dengan memiliki ilmu yang luas, sekolah yang setinggi mungkin dan dikenal oleh banyak orang, dan akan bahagia jika ia mampu membantu orang banyak. Lebih parah lagi ada yang mencari kebahagiaan pada obat-obat penenang, seperti NARKOBA, pesta pora, mabuk-mabukan, berjudi, menindas orang lain/melihat orang sedih dia akan merasa bahagia. (semoga teman-teman tidak termasuk bagian yang terakhir ini ya, terutama yang masi bergalau, putus cinta)
Teman-teman yang berbahagia, setelah mengamati dan merenungkan dengan sungguh-sungguh, menurut saya ragam kebahagiaan itu yang mempengaruhi kondisi jiwa manusia yakni kebahagian yang lebih bersifat pada pemenuhan materi, kebahagiaan fisik, seperti tubuh yang sehat, wajah yang ganteng dan cantik, dan kebahagiaan sejati yang merupakan kebahagiaan internal jiwa yang merupakan buah dari ilmu yang bermanfaat bersifat abadi dalam kondisi yang berubah-ubah dalam perjalanan kehidupan.
Kebahagian merupakan phala baik kita terhadap sesama sedangkan kesengsaraan merupakan phala karma buruk yang kita perbuat. Perasaan aman, damai, senang, tentram, dan bahagia yang timbul saat mendapatkan keimanan akan menuntun seseorang memperoleh keselamatan dan kebahagiaan. Sebaliknya perasaan takut, galau, gelisah akan muncul saat bingung. Jadi perbuatan kita merupakan kunci memperoleh kebahagiaan yang sejati. 
Jadi kebahagiaan yang  sejati sudah tentu dambaan oleh setiap manusia. Jika kita ingin memperoleh kebahagiaan mari kita perbaiki hubungan kita kepada sang pemilik kebahagiaan itu sendiri. Adapun kata-kata mutiara yang terakhir sempat saya sampaikan kepada teman-teman adalah.
“Tuhan ada di dalam dirimu, Tuhan ada disetiap kata-katamu, setiap tindakan dan pikiranmu. Bicaralah, berbuatlah dan berpikirlah yang sesuai untuk-Nya “
Teman-teman dan para dosen yang saya banggakan dan saya hormati demikianlah Dharma Wacana yang bisa saya sampaikan semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua, jika dalam penyampaian ada kata-kata yang kurang berkenan dihati teman-teman saya mohon maaf
“Tan hana wong swasty hayu nulus” (tidak ada manusia yang sempurna) akhir kata saya tutup dengan parama santih.
“Om Santih- Santih- Santih Om”






DAFTAR PUSTAKA
Jero I Wayan Widana: AKU INGIN KEBAHAGIAAN, Paramitha Surabaya, 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar