Ketut Wirama
121 221 03
“Om Swastyastu,
Namo Sivaya Budhaya”
1. Jro Mangku sane suciang
titian
2. Bapak Ibu Dosen yang saya
hormati
3. Mahasiswa maupun umat
sedharma yang berbhagia
Rasa
angayu bagia marilah kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waca, karena
asung kerta wara nugraha-Nyalah kita dapat berkumpul melaksanalan
persembahyangan bersama di Pura saraswati stahn pada malam perenungan suci atau
yang biasa kita kenal malam siwaratri ini, dengan penuh rasa damai, tenang,
suci oleh getaran spiritual. Teman-teman yang berbhagia, pada kesempatan ini
saya akan membawakan Dharma Wacana yang berjudul Kebahagiaan.
Teman-teman
maupun para dosen yang berbahagia rasa haus akan sebuah kebagiaan begitu besar
saya rasakan karena dalam masa
pendewasaan diri ini masalah hidup yang begitu sulit saya rasakan maka dari itu, Saya sempat berpikir:
1.
kebahagiaan itu apa?
2.
bagaimana cara mencari kebahagiaan?
Berawal
dari permasalahan itu Pencarian saya pun berlanjut, beberapa literatur bukupun
saya baca untuk memenuhi keingin tahuan saya akan kebahagian itu sendri.
Jawaban pertama yang saya tangkap adalah kebahagian itu kita tidak sendiri,
kebahagiaan itu kata lain dari berbagi atau kebahagiaan ketika kita memiliki
pasangan…(tentu teman-teman dan para dosen yang hadir disini sudah memiliki
pasangan bukan, baik itu pacar untuk teman-teman mahasiswa dan seorang
istri/suami yang gagah dan cantik untuk bapak dan ibu dosen kita).
Asal
teman-teman ketahui saja Berbagi itu merupakan bagian dari kebahagiaan, egois
juga bagian dari kebahagiaan. Pasangan hidup itu melengkapi tapi bukan berarti
bagi yang belum ada pasangan hidupnya tidak bahagia… (buat yang jomlo lagi
mencari kekasih terutamanya).
Sesungguhnya
kebahagiaan itu kita perlu orang lain untuk bahagia, tetapi pasangan atau orang
lain juga membuat kita sedih. Contohnya seperti putus cinta, dll. Tapi kita
tidak akan tau arti bahagia jika kita tidak pernah bersedih. Oraang lain kadang
bersikap egois tapi itu juga bisa menunjukan kepada kita ada saatnya kita harus
berbagi dengan orang lain disekitar kita.
Selanjutnya
bagaimana cara kita mencari kebahagiaan,
teman-teman
yang saya banggakan kebahagiaan itu sangat mudah sebenarnya. Seperti, ada yang
mengatakan kebahagiaan itu ketika saya memiliki cewek cantik dan yang seksi,
uang banyak, mobil mewah, pangkat yang tinggi dll. Sebagian lagi ada yang
bahagia dengan memiliki ilmu yang luas, sekolah yang setinggi mungkin dan
dikenal oleh banyak orang, dan akan bahagia jika ia mampu membantu orang
banyak. Lebih parah lagi ada yang mencari kebahagiaan pada obat-obat penenang,
seperti NARKOBA, pesta pora, mabuk-mabukan, berjudi, menindas orang
lain/melihat orang sedih dia akan merasa bahagia. (semoga teman-teman tidak
termasuk bagian yang terakhir ini ya, terutama yang masi bergalau, putus cinta)
Teman-teman
yang berbahagia, setelah mengamati dan merenungkan dengan sungguh-sungguh,
menurut saya ragam kebahagiaan itu yang mempengaruhi kondisi jiwa manusia yakni
kebahagian yang lebih bersifat pada pemenuhan materi, kebahagiaan fisik,
seperti tubuh yang sehat, wajah yang ganteng dan cantik, dan kebahagiaan sejati
yang merupakan kebahagiaan internal jiwa yang merupakan buah dari ilmu yang
bermanfaat bersifat abadi dalam kondisi yang berubah-ubah dalam perjalanan
kehidupan.
Kebahagian
merupakan phala baik kita terhadap sesama sedangkan kesengsaraan merupakan
phala karma buruk yang kita perbuat. Perasaan aman, damai, senang, tentram, dan
bahagia yang timbul saat mendapatkan keimanan akan menuntun seseorang memperoleh
keselamatan dan kebahagiaan. Sebaliknya perasaan takut, galau, gelisah akan
muncul saat bingung. Jadi perbuatan kita merupakan kunci memperoleh kebahagiaan
yang sejati.
Jadi
kebahagiaan yang sejati sudah tentu
dambaan oleh setiap manusia. Jika kita ingin memperoleh kebahagiaan mari kita
perbaiki hubungan kita kepada sang pemilik kebahagiaan itu sendiri. Adapun kata-kata
mutiara yang terakhir sempat saya sampaikan kepada teman-teman adalah.
“Tuhan
ada di dalam dirimu, Tuhan ada disetiap kata-katamu, setiap tindakan dan
pikiranmu. Bicaralah, berbuatlah dan berpikirlah yang sesuai untuk-Nya “
Teman-teman
dan para dosen yang saya banggakan dan saya hormati demikianlah Dharma Wacana
yang bisa saya sampaikan semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua, jika dalam
penyampaian ada kata-kata yang kurang berkenan dihati teman-teman saya mohon
maaf
“Tan
hana wong swasty hayu nulus” (tidak ada manusia yang sempurna) akhir kata saya
tutup dengan parama santih.
“Om Santih- Santih- Santih Om”
DAFTAR PUSTAKA
Jero
I Wayan Widana: AKU INGIN KEBAHAGIAAN, Paramitha Surabaya, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar